banner 728x250
Daerah  

Polda Sulteng Resmi Terima Laporan Debt Colector Tarik Paksa Mobil Edo Yuhan

banner 120x600
banner 468x60
Spread the love

Palu, Lintas5terkini.com – Polda Sulawesi Tengah melalui Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) akhirnya menerima laporan saudara Edo Yuhan warga Desa Bunta Kec. Petasia Timur Kab. Morowali Utara, Rabu (26/4/2023).

Pelaporan yang teregistrasi di SPKT Polda Sulteng dengan nomor STTLP/88/IV/2023/SPKT/Polda Sulteng tanggal 26 April 2023 itu melaporkan tentang dugaan tindak pidana pemerasan dan pengancaman yang terjadi tanggal 25 Maret 2023 yang sebelumnya pernah akan dilaporkan Hj. Ani istri Edo Yuhan.

banner 325x300

“Benar, SPKT Polda Sulteng telah menerima laporan saudara Edo Yuhan warga Desa Bunta Kec. Petasia Timur Kab. Morowali Utara” kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng Kompol Sugeng lestari, saat dikonfirmasi media di Palu, Rabu (26/4/2023).

Penerimaan laporannya hari ini yaitu tentang dugaan tindak pidana pemerasan dan pengancaman yang terjadi tanggal 25 Maret 2023, ujarnya.

Setelah diawali adanya konsultasi dan komunikasi, Edo Yuhan yang didampingi istrinya, diterima Kabag Binopsnal Ditreskrimum Polda Sulteng AKBP M. Jufri, SH, korban dianjurkan untuk buat laporan di SPKT Polda Sulteng, tegas Sugeng.

Perkara ini bermula, Nasabah bernama Edo Yohan membeli unit mobil Fortuner dengan jasa pembiayaan oleh salah satu finance di Palu, terangnya.

Mobil Fortuner milik pelapor (Edo Yohan) dengan nomor polisi 1943 UA ditarik paksa ketika mereka dalam perjalanan ke Desa Marawola Kabupaten Sigi, pada 25 Maret 2023.

Saat itu Hj Ani mengaku sedang berada di rumah keluarganya di Desa Marawola untuk mengawali puasa bersama.

Ketika mobil ia parkir di jalan, tiba-tiba debt collector datang langsung memintanya ikut ke kantor cabang finance dan mengambil paksa kunci mobil dan STNK.

“penarikan dilakukan pihak finance karena korban menunggak pembayaran selama dua bulan. Tidak hanya disitu, korban yang berniat membayar tunggakan selama dua bulan masih dibebani untuk membayar biaya penanganan debtcolector sebesar Rp40 juta” ungkap Sugeng.

“Laporannnya baru diterima, tentunya akan dipelajari dan akan segera dilakukan penyelidikan terlebih dahulu” pungkasnya. (*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *