Detroit, Lintas5terkini.com – Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan menyerukan kepada Ekonomi APEC agar terus berkomitmen memperkuat kemitraan kawasan Asia Pasifik. Hal tersebut menjadi penting, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi di masa depan. Untuk itu, Ekonomi APEC harus mempersiapkan diri dengan mendorong kebijakan yang merangkul semua anggota untuk berkembang.
Mendag Zulkifli Hasan mengutarakan hal tersebut menanggapi pelaksanaan hari kedua Pertemuan Para Menteri Perdagangan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation Ministers Responsible for Trade/APEC MRT), Jumat (26/5). Pertemuan hari kedua mengambil topik ‘Focusing on Sustainable and Inclusive Trade in the Region’.
“Para Menteri Perdagangan APEC perlu terus berkomitmen mendorong kebijakan perdagangan yang berkelanjutan dan inklusif untuk mengatasi tantangan ini. Kemitraan di kawasan harus diperkuat. Kita harus membangun pemahaman dan strategi bersama,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan intervensi saat pertemuan agar APEC memastikan pembangunan ekonomi dan pemulihan pascapandemi dilakukan secara bersamasama. Dengan kata lain, semua anggota APEC harus pulih dan tumbuh tanpa meninggalkan anggota lainnya.
“APEC harus memimpin dan memberi teladan dalam membangun pemulihan ekonomi yang lebih baik, yang dipadukan dengan transisi ekonomi hijau dan transformasi digital. Namun, yang terpenting adalah memastikan tidak ada negara yang tertinggal,” kata Djatmiko.
Dalam intervensinya, Djatmiko juga menyampaikan perkembangan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023. Beberapa hal yang disampaikan di antaranya membangun peta jalan harmonisasi standar ASEAN untuk mendukung implementasi Sustainable Development Goals 2030, dan kerangka kerja transisi pembiayaan untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
Rangkaian pertemuan APEC MRT berlangsung pada 25—26 Mei 2023 di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, serta dihadiri Perwakilan Dagang Amerika Serikat (United States Trade Representative/USTR) Duta Besar Katherine Tai yang juga selaku Ketua APEC MRT, Direktur Jenderal WTO Ngozi OkonjoIweala, para Menteri Perdagangan APEC, APEC-Business Advisory Council (ABAC), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Pacific Economic Cooperation Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF).
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, tindakan kolektif dan upaya-upaya kemitraan perlu menjadi tulang punggung dalam mewujudkan kebijakan yang inklusif. Selain itu, kebijakan perdagangan terkait lingkungan harus sejalan dengan pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan untuk semua.
“Sekarang bukan waktu yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi. Kita harus mengambil tindakan kolektif dan mempromosikan kemitraan daripada saling menyalahkan. Penyalahgunaan isu lingkungan sebagai hambatan perdagangan adalah kesalahan besar. Hal ini justru akan menggerus kepercayaan terhadap kerja sama di kawasan, dan malah menghalangi pembangunan berkelanjutan,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan juga menyerukan kepada Ekonomi APEC agar mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk berkembang. “Kita perlu terus berupaya meningkatkan akses bagi UMKM terhadap finansial, teknologi dan infrastruktur digital, serta memperjuangkan perdagangan yang inklusif dan menguntungkan bagi semua pihak,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan juga menyatakan bahwa transformasi digital rantai pasok di kawasan Asia-Pasifik harus menjembatani kesenjangan digital. Langkah-langkah tersebut dapat ditempuh melalui peningkatan kapasitas, mendukung ketahanan, dan menghormati kebijakan domestik masingmasing Ekonomi.
Pernyataan Ketua Pertemuan APEC MRT
Pada penutupan rangkaian sidang MRT APEC hari ini (26/5), para Menteri Perdagangan APEC hanya menyepakati Pernyataan Ketua Pertemuan APEC (APEC Chair’s Statement).
APEC Chair’s Statement disepakati sebagai hasil pertemuan karena tidak disepakatinya paragraf yang secara spesifik menyangkut isu geopolitik.
Terdapat sejumlah poin yang dicatat dalam APEC Chair’s Statement. Di antara poin-poin tersebut, disinggung isu terkait dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral, keberlanjutan dan lingkungan, serta upaya perwujudan Area Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP).
Mendag Zulkifli Hasan berharap agar pertemuan dapat menghasilkan kesepakatan bersama Menteri Perdagangan APEC 2023, sehingga dapat memberikan kontribusi terkait langkah-langkah yang akan ditempuh APEC untuk memperkuat kawasan.
APEC adalah forum kerja sama 21 ekonomi di lingkar Samudra Pasifik. Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di Kawasan Asia Pasifik.
Total perdagangan Indonesia dengan ekonomi APEC pada 2022 yaitu sebesar USD 395,3, meningkat dibandingkan tahun 2021 yang sebesar USD 323,2 miliar. Adapun nilai ekspor Indonesia ke negaranegara APEC pada 2022 senilai USD 212,5 miliar dan impornya senilai USD 182, 8 miliar. Dengan demikian, perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota APEC memberikan surplus sebesar USD 29,7 miliar. Produk utama ekspor Indonesia yaitu bahan bakar mineral, besi dan baja, lemak hewani atau nabati, dan mesin listrik. (*)