Maros, Lintas5terkini.com — Festival Lagu Daerah dan Gau Maraja yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Maros ke-66 resmi ditutup oleh Bupati Maros, Dr. H.A.S. Chaidir Syam, S.IP., M.H., pada Sabtu malam, 5 Juli 2025 di Lapangan Pallantikang, Maros. Acara ini ditutup dengan pengumuman para pemenang lomba lagu daerah yang diikuti pelajar dari berbagai tingkatan se-Kabupaten Maros.
Fahrul, siswa dari SMA PGRI Maros, berhasil meraih Juara 1 dalam ajang tersebut. Disusul oleh Putri Ainun Arif dari SMAN 3 Maros di posisi Juara 2, dan Umi Ramadhani dari SMAN 1 Maros sebagai Juara 3. Sementara itu, kategori Juara Harapan diraih oleh:
Harapan 1: Muhammad Alif Alhigifari (SMPN 23 Simbang)
Harapan 2: Haziqah Hanun Arifah (SMAN 1 Maros)
Harapan 3: Asmar (SMKN 2 Maros)
Tak hanya itu, gelar Juara Favorit 1 berhasil diraih oleh Mutiara Ayu dari SMPN 9.
Festival ini diselenggarakan oleh Semut Indonesia DPD Maros dengan dukungan berbagai elemen daerah, dan menjadi ajang apresiasi bakat generasi muda dalam melestarikan budaya lokal. Ketua Panitia, Namman (Editor & Ilustrator player keyboard) menyampaikan bahwa peserta berasal dari tingkat SLTP dan SLTA yang membawakan lagu-lagu daerah sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya sendiri.
“Kami ingin anak-anak muda Maros semakin bangga dan mencintai budaya lokal. Festival ini juga menjadi ruang ekspresi dan apresiasi atas talenta mereka,” ujar Samsir.
Selain lomba lagu daerah, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Gau Maraja, yang menampilkan atraksi seni tradisional khas Maros. Acara puncak ditutup dengan penampilan artis nasional, Vira KDI dan Ahmad Nur Makkah, yang disambut meriah oleh ribuan penonton.
Dalam sambutannya, Bupati Chaidir Syam menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Kegiatan ini bukan hanya hiburan, tapi juga momentum penting dalam membangkitkan semangat kebudayaan dan membangun rasa bangga sebagai orang Maros,” ujarnya.
Ia berharap festival serupa dapat terus digelar setiap tahun sebagai bentuk pembinaan generasi muda dan pelestarian budaya daerah.
(*)