Bulukumba,Lintas5teerkini.com– Untuk kesekian kalinya, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf berdialog dengan para pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Kemahasiswaan hingga Insan Pers di Lantai 4 Gedung Pinisi Bulukumba, Rabu 3 Desember 2025.
Selain itu, dialog juga dihadiri oleh sejumlah jajaran Forkopimda Kabupaten Bulukumba, Sekda Muh. Ali Saleng, para pimpinan OPD, Konsultan Perencanaan, serta Konsultan Pengawas.
Dialog kali ini diselenggarakan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Bulukumba dengan tema: Mengawal Pembangunan Kabupaten Bulukumba yang Lebih Berkualitas.
Dialog dipandu oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bulukumba, Ahmad Arfan. Ia menyebut dalam negara demokrasi, pelibatan masyarakat dalam pembangunan adalah suatu keniscayaan.
“Hari ini kita diskusikan hasil pengawasan masyarakat, maupun hasil pengawasan dari pemerintah,” ujar Ahmad Arfan kemudian mempersilakan Sekda Ali Saleng untuk berbicara sekaligus sebagai pengantar dialog.
Salah satu penanggap adalah Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bulukumba, Dr. H. Abdul Hakim Bohari. Ia mengapresiasi Pemkab Bulukumba yang terus-menerus menggelar Seri Dialog Publik.
“Kami selaku warga Kabupaten Bulukumba mengapresiasi Pemerintah Daerah yang terus berdialog dengan lintas elemen, sekaligus meminta masukan-masukan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hakim Bohari yang juga merupakan Kepala Kantor Kementerian Haji (Kemenhaj) Kabupaten Bulukumba ini menyinggung dua tempat di Bulukumba yang sering dikunjungi oleh Kiai-kiai dari Pulau Jawa.
“Kami banyak mendampingi tamu-tamu dari luar berkunjung ke Makam Dato Tiro di Kecamatan Bontotiro dan Ammatoa di Kecamatan Kajang. Kami berharap Pemerintah Daerah memperhatikan dua tempat tersebut, yang bukan hanya dikenal di dalam negeri saja, tapi juga dikenal di luar negeri, jelasnya.
Peserta dialog lainnya, Musafir jor-joran meminta Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf untuk berhenti membangun infrastruktur fisik yang mencolok. Sebab hasil karya pembangunan fisik di era pemeritahannya, sudah dianggap paripurna.
“Izin Pak Bupati, kalau bisa berhentimaki membangun. Karena kalau kita terus membangun, apa mau nabikin bupati berikutnya,” ujarnya.
Musafir menilai, Bulukumba di masa pemerintahan Bupati dengan tagline ‘Dikerja Bukan Dicerita’ mengalami lompatan kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan banyaknya pembangunan infrastruktur fisik yang berdampak ganda atau multiplier effect.
“Gedung Pinisi, kawasan Pantai Merpati, dan Gedung Ammatoa yang sebentar lagi rampung menjadi ikon baru Bulukumba yang membanggakan. Jadi pembangunannya sangat luar biasa,” ungkap Musafir.
Selain Hakim Bohari dan Musafir, beberapa peserta dialog lainnya juga bertanya dan menanggapi, di antaranya Ketua Umum Lembaga PATI, Jihan, Jurnalis Harian Fajar, Khaerul Fadli, serta perwakilan dari Ormas Muhammadiyah, dan Wahdah Islamiyah.
Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf menegaskan pentingnya transparansi tata kelola pemerintahan. Ia pun meminta semua elemen masyarakat untuk ikut mengawasi pembangunan di Bumi Panritalopi.
“Saudaraku semua, saya minta kalau ada hasil temuan adanya dugaan penyimpangan, agar menyampaikan langsung ke saya. Harus by-data, selanjutnya kita sama-sama turun melihat kondisinya,” ujar Bupati yang akrab disapa Andi Utta.
Ia menanggapi masukan dari Ketua PCNU Bulukumba, Hakim Bohari terkait Makam Dato Tiro dan kebudayaan Ammatoa di Kajang. Menurut Andi Utta, nama Dato Tiro memang dikenal di luar negeri.
“Kalau tidak salah sewaktu saya ke Maroko, di sana ada jalan Dato Tiro. Itu bukti bahwa Dato Tiro dikenal luas di kalangan masyarakat muslim dunia,” jelasnya.
Melalui dialog publik, Pemerintah Kabupaten Bulukumba dapat mendengarkan aduan atau permasalahan yang ditemukan di lingkungan dan masyarakat.(*)
Langsung ke konten












